Saturday, March 6, 2010

Penyusunan Desain Model

DESAIN UJICOBA MODEL BERUGAQ PAUD
PERLUASAN AKSES DAN PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PAUD

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu kebijakan nasional di bidang pendidikan adalah pemerataan dan perluasan akses serta peningkatan mutu pendidikan. Kebijakan ini memberikan payung lebih besar kepada layanan pendidikan nonformal, khususnya pendidikan anak usia dini. Tuntutan pemerataan dan perluasan akses pada jenjang pendidikan anak usia dini secara langsung memberikan andil yang cukup besar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam mencetak generasi yang gemilang. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi keberhasilan seorang anak dalam menempuh pendidikan pada usia sekolah, dan juga faktor yang menentukan dalam keberhasilan dalam menghadapi masa depan.
Khusus untuk wilayah kerja BP-PNFI Regional VII Mataram, jumlah anak usia dini masih banyak yang belum terlayani. Berikut adalah rekapitulasi data program PAUD yang di peroleh dari PTK-PNF DEPDIKNAS ( 2008).
a. Data Program PAUD
Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Kabupaten/Kota Jumlah Populasi Anak 0-6 Th Jumlah Anak 0-6 Th yang terlayani PAUD Jumlah Anak 0-6 Th yang belum terlayani PAUD
Prosentase Jumlah Anak 0-6 Th yang belum terlayani PAUD

1 Kota Mataram 39.439 27.127 12.312 31%
2 Kab. Bima 24.523 19.820 4.703 19%
3 Kab. Sumbawa Barat 17.724 16.306 1.418 8%
4 Kab. Sumbawa 50.016 28.536 21.480 43%
5 Kab. Lombok Timur 135.595 32.068 103.527 76%
6 Kab. Lombok Tengah 94.188 45.324 48.864 52%
7 Kab. Lombok Barat 97.514 54.933 42.581 44%
8 Kab. Dompu 38.450 31.982 6.468 17%
9 Kab. Bima 53.400 35.796 17.604 33%
Total 550.849 291.892 258.957

Provinsi Bali
No Kabupaten/Kota Jumlah Populasi Anak 0-6 Th Jumlah Anak 0-6 Th yang terlayani PAUD Jumlah Anak 0-6 Th yang belum terlayani PAUD Prosentase Jumlah Anak 0-6 Th yang belum terlayani PAUD

1 Kota Denpasar 67.751 26.198 41.553 61%
2 Kab. Tabanan 35.492 14.096 21.396 60%
3 Kab. Klungkung 14.434 9.521 4.913 34%
4 Kab. Karangasem 82.861 12.693 70.168 85%
5 Kab. Jembrana 28.442 12.820 15.622 55%
6 Kab. Gianyar 46.689 10.772 35.917 77%
7 Kab. Buleleng 64.655 18.767 45.888 71%
8 Kab. Bangli 21.464 11.580 9.884 46%
9 Kab. Badung 47.149 22.378 24.771 52%
Total 408.937 138.825 270.112

b. Kondisi Lapangan
Berdasarkan hasil focus group discussion yang telah dilakukan dengan para pendidik, pengelola, dan pamong belajar SKB pada saat pamong belajar BP-PNFI Reg VII Mataram melakukan kegiatan study eksplorasi, diperoleh informasi mengenai jumlah anak usia dini di masing-masing lembaga PAUD, latar belakang pendidikan tenaga pengajar dan pengelola, keterlibatan orang tua, tingkat antusiasme masyarakat, kondisi sosial ekonomi masyarakat, dan keadaan geografisnya dan gizi anak. Berdasarkan kegiatan tersebut, dapat ditemukan berbagai masalah yang dijumpai di lapangan. Masalah-masalah tersebut akhirnya dikerucutkan menjadi masalah yang berkaitan dengan tema pengembangan model PAUD tahun 2009, yaitu masalah yang berkaitan dengan perluasan akses dan peningkatan mutu tenaga pendidik melalui peningkatan peran pendamping. Masalah yang dapat diambil dari kegiatan FGD tersebut, antara lain:
1. Lemahnya perekonomian masyarakat
Jumlah penduduk miskin di Indonesia, khususnya di NTB masih cukup tinggi. menurut World Bank pada tahun 2006 mencapai 108.7 juta orang (49%). Itu berarti lebih dari 49% persen anak usia dini hidup dalam keluarga miskin. Banyak anak-anak yang hanya menikmati air susu ibunya selama sekitar setahun. Karena banyak anak berusia satu tahun sudah mempunyai adik lagi. Di samping itu, kualitas makanan pun tidak memenuhi kebutuhan gizi anak. Kondisi tersebut semakin parah dengan adanya krisis ekonomi yang menjalar ke berbagai sektor sehingga banyak anak-anak yang pertumbuhan badan dan intelektualnya terhambat.
2. Masih banyaknya anak-anak usia dini yang masih belum terlayani dan tersentuh pendidikan.
Hal ini terutama terjadi di wilayah terpencil. Kurangnya akses pendidikkan menyebabkan jumlah anak usia dini yang belum terlayani di wilayah-wilayah terpencil masih cukup banyak.
3. Masih kurangnya pemahaman pendidik dan tenaga kependidikkan tentang sistem pengasuhan yang baik untuk anak-anak usia dini.
4. Proses belajar mengajar di PAUD masih terganjal permasalahan ruangan/bangunan, APE, pembiayaan/pendanaan, dan tenaga kependidikannya.
5. Jumlah berugaq/bale bengong yang ada di masing-masing wilayah NTB dan Bali cukup banyak, namun pemanfaatannya masih belum optimal.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, setiap tiga rumah di wilayah NTB memiliki sedikitnya satu buah berugaq. Sedangkan untuk di wilayah Bali, masing-masing rumah memiliki satu buah bale bengong.
Melihat permasalahan-permasalahan di atas, maka tim pengembang merasa perlu untuk membuat suatu model pengembangan yang nantinya diharapkan dapat menjadi alternatif pemecahan dari segala permasalahan di atas. Model yang akan dikembangkan nanti diharapkan dapat membantu permasalahan di atas, terutama dalam hal perluasan akses dan peningkatan mutu peran pengasuh di dalam lembaga PAUD. Selain itu, model juga harus dapat memberikan cerminan kebudayaan lokal dan pemanfaatannya bagi masyarakat sekitar. Dalam hal ini, berugaq/bale bengong diharapkan dapat mewakili kekayaan yang ada di masing-masing wilayah.
Berdasarkan masukkan dan gambaran yang ditemui di lapangan, maka tim pengembang merasa perlu untuk melakukan ujicoba pengembangan model Berugaq PAUD (Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pelayanan Anak Usia Dengan ujicoba model diharapkan model yang dikembangkan benar – benar valid dan dapat dimanfaatkan oleh semua pihak untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan PAUD.
2. Tujuan Ujicoba
Untuk mengetahui tingkat kelayakan “model PAUD Berugaq perluasan akses dan peningkatan mutu layanan PAUD.

B. HASIL YANG DIHARAPKAN
Ujicoba ini diharapkan menghasilkan :
1. Model Berugaq PAUD perluasan akses dan peningkatan mutu layanan PAUD yang layak terap.
2. Panduan bagi pengelola Berugaq PAUD perluasan akses dan peningkatan mutu layanan PAUD yang layak terap.
3. Panduan bagi tutor Berugaq PAUD perluasan akses dan peningkatan mutu layanan PAUD yang yang layak terap.

C. LOKASI UJICOBA
Ujicoba penyelenggaraan direncanakan di Desa Malaka kec. Pemenang, Kab Lombok Utara, dan ujicoba Keterbacaan dilaksanakan di SKB Lobar dan Kota Mataram.

D. MATERI/BAHAN UJICOBA
Bahan ujicoba model ini adalah :
1. Instrumen Uji Coba (angket)
2. Draft model Berugaq PAUD perluasan akses dan peningkatan mutu layanan PAUD yang layak terap.

E. SASARAN
Sasaran ujicoba model ini adalah sebagai berikut :
1. Pamong Belajar SKB.
Pamong belajar SKB yang akan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan PAUD Berugaq ( sebagai penyelenggara)
2. Pengelola
Adalah orang yang bertanggungjawab mengelola (manajer) dan mengarahkan (pemimpin) penyelenggaraan Berugaq PAUD perluasan akses dan peningkatan mutu layanan PAUD. Pengelola menjadi responden ujicoba naskah model dan panduan bagi pengelola, sekaligus melaksanakan tugasnya sebagaimana tertuang dalam model dan panduan bagi pengelola.
3. Tutor
Tutor diharapkan memberikan penilaian, masukan, perbaikan, terhadap keseluruhan draft model, panduan bagi tutor. Disamping itu, tutor juga melaksanakan pembelajaran berdasarkan draft model yang disusun oleh tutor bersangkutan. Kemudian mereka memberikan tanggapan bagaimana aplikasi model ini di lapangan.
4. Warga Belajar
WB merupakan sasaran ujicoba penyelenggaraan model dan berjumlah 20 orang.




F. WAKTU DAN TEMPAT
Sebagaimana diungkapkan di atas, ujicoba diselenggarakan diSKB Mataram, SKB Lombok Barat dan di Malaka. Alokasi waktu ujicoba + 1,5 bulan, yaitu Oktober s.d. November 2009.

G. PETUGAS YANG TERLIBAT
Petugas yang terlibat dalam kegiatan ujicoba model adalah sebagai berikut :
1. Tim Pengembang Model, yaitu Dra. Dani Soraya, M. Romadoni, S.Pd,
M. Jaelan MPd, Suharman SH, Drs.Agus Salim, Emus mulyono,S.Pd .S.Ag,
Rita Uthartianty, S.Pd, dan Dyah Mahesti,S.Pd
2. Penyelenggara/pengelola Berugaq PAUD
3. Pendidik PAUD
4. Peserta didik PAUD

H. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah-langkah kegiatan yang laksanakan oleh Petugas yang terlibat dalam kegiatan ujicoba model adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan materi/bahan uji coba
2. Penyiapan perangkat uji coba yang mencakup :
(1) Peserta didik PAUD usia 3 -4 th
(2) Pendidik dan tenaga kependidikan
(3) Sarana dan prasarana
3. Penyiapan kelompok sasaran (poksar) ujicoba
Aktifitas yang dilakukan dalam rangka menyiapkan poksar ujicoba adalah melakukan pelatihan Penyelenggaraan dengan peserta pengelola, tutor dan pendamping, Pelatihan dilakukan selama 3 hari, yaitu tanggal 5–7 November 2009.
4. Melakukan kegiatan ujicoba model
(1) Ujicoba naskah
(2) Ujicoba penyelenggaraan
5. Revisi hasil ujicoba model
6. Editing final model
7. Reproduksi terbatas
8. Monitoring, supervisi dan evaluasi dilakukan oleh tim pengembang model BP-PNFI Regional VII yang ditunjuk oleh kepala Balai
9. Evaluasi kegiatan uji coba model

I. PENUTUP
Demikian desain ujicoba model ini kami susun sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan kegiatan ujicoba model Berugaq PAUD perluasan akses dan peningkatan mutu layanan PAUD. Semoga ujicoba dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan harapan dan tujaun yang telah ditetapkan.

Perencanaan Pengenbangan Model

Perencanaan atau disebut juga desain adalah kegiatan dlam mempersiapkan suatu kegiatan ...